Selasa, 06 Agustus 2019

10 Gaya Pacaran Sehat Jaman Now

Bagi anak muda, masa-masa pacaran adalah momen paling indah. Peluang untuk merasakan cinta, kemesraan, dan kebersamaan dengan orang yang kita sayangi tak mungkin terbayar atau tergantikan dengan apapun. Cemburu juga mungkin jadi perasaan yang tak terelakkan.

Cemburu
Cemburu
Setiap orang yang merasakan cinta pasti menginginkan kekasihnya menjadi pendamping hingga akhir hidup. Karena itu, setiap orang rela berkorban atau melakukan apa saja demi kekasihnya. Apa saja asal bisa terus bersamanya.
Tips pacarana sehat untuk singkirkan perasaan cemburu
Namun jangan salah, banyak orang yang terjebak dalam hubungan cinta tak sehat, termasuk dengan berperilaku sering cemburu. Salah langkah mengumbar nafsu, hingga mengutamakan ego menjadi beberapa penyebabnya. Agar Anda memiliki hubungan percintaan sehat, berikut ini 10 hal yang bisa dilakukan.
1. Saling mengenal satu sama lain. Hanya dengan cara ini pasangan kekasih bisa lebih dekat dan hubungannya bakal lebih indah. Mengenal tak cukup kepribadiannya saja, melainkan juga lingkungan pertemanan dan keluarganya.
2. Tak egois dan memaksakan hal yang kita inginkan. Hargai keinginan kekasih Anda, toh hubungan yang sehat adalah yang bisa membahagiakan satu sama lain.
3. Luangkan waktu pribadi. Berpacaran tak berarti harus selalu bersama, setiap waktu. Ada kalanya masing-masing membutuhkan ruang untuk sendiri atau bersama lingkungannya. Untuk itu, kepercayaan menjadi modal utama.
4. Saling menghormati. Saat respek atau rasa hormat hadir dalam hubungan Anda, akan muncul kepercayaan dan rasa sayang yang semakin dalam. Bahkan sang kekasih akan selalu mendukung Anda dalam kondisi apapun.
5. Tak mengumbar kemesraan. Hal ini berlaku di hadapan orang lain, di depan umum maupun di media sosial. Saat kamu memamerkan kemesraan pada orang lain, bersiaplah untuk terlihat jatuh atau hancur saat hubungan itu berakhir.
6. Setara. Untuk mencapai hal ini, Anda dan pasangan harus menekan ego. Jangan selalu merasa ingin dilayani atau didengar, namun lakukan hal yang sama pada pasangan Anda. Buat keputusan bersama dan berupaya kompromi saat ada perbedaan.
7. Bertanggung jawab. Lakukan segala sesuatu dengan rasa tanggung jawab, termasuk pacaran. Akui tindakan Anda yang salah dan berupaya untuk memperbaikinya. Dalam kasus yang lebih ekstrem, coba untuk membantu dan merasa bertanggung jawab atas apa yang dilakukan pasangan.
8. Lupakan mantan. Mantan kekasih hanyalah kenangan. Jadi, jangan diingat apalagi dikenang saat Anda bersama pasangan. Hindari membandingkan pasangan Anda dengan mantan.
9. Loyalitas. Kesetiaan sangat penting dalam sebuah hubungan. Lakukan apa saja yang membuat hubungan Anda dan pasangan awet. Jadikan dia prioritas, meski bukan yang pertama.
10. Tahu batas. Sadari jika pacaran dan menikah adalah sesuatu yang berbeda. Ada hal yang tak boleh dilakukan sebelum menikah, yakni seks. Dengan tahu batas seperti ini, Anda dan pasangan akan terlibat dalam hubungan yang sehat dan bertanggung jawab.

Apa Saja Minuman dan Makanan untuk Ibu Hamil yang Ampuh Tingkatkan Hemoglobin?

Hemoglobin, protein yang mengandung zat besi dalam sel darah merah, merupakan zat yang ekstra penting bagi ibu hamil. Zat ini berperan besar dalam untuk menekan risiko pendarahan pada ibu hamil, baik pada masa kehamilan, persalinan maupun nifas. Oleh sebab itu, makanan untuk ibu hamil pun harus selalu diperhatikan, untuk menghindari risiko tersebut.

Ibu Hamil
Ibu Hamil
Pendarahan menjadi penyebab utama kematian ibu, yaitu 30,3 persen. Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong besar, yaitu 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Jumlah itu jauh di bawah target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang membatasi di 102 per 100 ribu kelahiran hidup.

Tingginya kasus pendarahan berhubungan dengan tingginya angka anemia pada ibu hamil. Diperkirakan, 41,8 persen ibu hamil seluruh dunia mengalami anemia dengan zat besi (Fe) dengan kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 11 miligram/Liter. Sementara, kebutuhan zat besi pada ibu hamil adalah 1.190 miligram. Untuk itu, hampir semua ibu hamil disarankan mengonsumsi tablet penambah zat besi.

Ini dia rekomendasi minuman dan makanan untuk ibu hamil

Eti Rimawati dari Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswatoro, Semarang dan kawan-kawan melakukan penelitian akan pentingnya hemoglobin. Riset mereka dilakukan lewat studi literatur terhadap sebelas hasil penelitian efek berbagai makanan terhadap peningkatan kadar zat besi pada ibu hamil antara 2010 sampai 2018 di Indonesia. Penelitian ini dilansir di Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya, Palembang, November 2018. Berikut sebelas makanan dan minuman yang dapat meningkatkan hemoglobin dan zat besi.

1. Jus Jambu Biji
Dari 14 ibu hamil yang diteliti, tujuh orang memiliki kadar hemoglobin di bawah batas normal, kurang dari 11 gram persen. Setelah rutin mengkonsumsi jus jambu biji selama sepekan, seluruh responden memiliki kadar hemoglobin yang normal. Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil trisemester III.

2. Sari Kacang Hijau
Sebanyak 32 ibu hamil trisemester III mengalami peningkatan hemoglobin setelah rutin minum sari kacang hijau dan tablet Fe (zat besi). Peningkatan kadar hemoglobin lebih tinggi didapati pada ibu hamil yang minum sari kacang hijau dan tablet Fe, ketimbang mereka yang hanya minum tablet Fe. Mengkonsumsi dua cangkir kacang hijau mencukupi separuh kebutuhan zat besi harian, yaitu 18 miligram, dan meningkatkan hemoglobin selama dua pekan.

3. Rumput Laut
Sebanyak 30 ibu hamil didapat memiliki kadar hemoglobin di bawah normal. Selama sepekan, mereka diberi tambahan makanan berupa rumput laut jenis Eucheuma Sp. Hasilnya, terjadi peningkatan signifikan kadar hemoglobin dalam darah mereka.

4. Jus Buah Bit
Penelitian terhadap 15 ibu hamil yang sebelumnya telah mengkonsumsi tablet Fe. Mereka diberikan minum 500 mililiter jus buah bit, selama sepekan. Hasilnya, terdapat peningkatan zat besi dari 9,70 gram persen jadi 10,30 gram persen.

5. Jus Bayam Merah
Sebanyak 20 ibu hamil trisemester II diminta minum jus bayam merah, sekali sehari selama dua pekan. Hasilnya, kadar hemoglobin yang rata-rata sebelumnya 11,21 gram persen, baik jadi 12,14 gram persen.

6. Ubi Jalar (Ipomoea Batatas)
Penelitian dilakukan terhadap 44 ibu hamil trisemester II. Kelompok pertama, 22 orang, diberikan ubi jalar dan tablet Fe, kelompok kedua hanya diberikan tablet Fe. Hasilnya, kelompok pertama mengalami peningkatan hemoglobin lebih besar, dari 10,85 jadi 11,43.

7. Sayuran Kalakai (Stenochlaena palustris)
Keluarga pakis yang juga dikenal sebagai lemidi atau ramiding ini juga dapat meningkatkan kadar hemoglobin. Konsumsi rutin kalakai selama 22 hari membuat peningkatan hemoglobin dari 9,32 menjadi 10,24. Hasil yang sama didapati pada ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe.

8. Daun Kelor (Moringa)
Sebuah penelitian menyimpulkan daun kelor memiliki pengaruh yang sama dengan tablet Fe pada ibu hamil. Setelah mengkonsumsi ekstrak daun kelor selama 12 pekan, terjadi peningkatan hemoglobin dari 11,283 gram per desiliter menjadi 11,75 gram per desiliter.

9. Telur Ayam Negeri Rebus
Penelitian dilakukan terhadap 30 ibu hamil trisemester II. Mereka dibagi dalam dua kelompok dengan jumlah sama. Kelompok pertama diberi telur ayam rebus sebutir sehari plus tablet Fe. Kelompok kedua hanya diberi tablet Fe. Setelah sebulan, didapati ibu hamil pada kelompok pertama memiliki peningkatan hemoglobin lebih tinggi, yaitu dari 12 gram per desiliter menjadi 13,7 gram per desiliter.

10. Ekstrak Bayam Hijau
Sebanyak 34 ibu hamil dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama diberikan esktrak bayam hijau, sementara kelompok kedua diberikan tablet Fe. Setelah sepekan, kedua kelompok sama-sama mengalami peningkatan hemoglobin. Namun, peningkatan lebih besar dialami kelompok pertama, yaitu 0,541 gram per desiliter, sementara kelompok kedua hanya 0,22 gram per desiliter.

11. Kurangi Teh dan Kopi
Selama kehamilan, para ibu dianjurkan membatasi konsumsi teh dan kopi. Keduanya mengandung tanin, zat yang menurunkan kemampuan tubuh menyerap zat besi. Pada penderita anemia, secangkir teh sehari menurunkan absorbsi zat besi sebesar 49 persen.

Senin, 05 Agustus 2019

Langkah Tepat Hindari Dehidrasi pada Anak

Ketimbang susu dan sumber gizi lain, banyak orangtua menyepelekan asupan air pada anak. Saat makan pun, anak tidak dibiasakan minum air putih dan memilih menyuguhkan minuman dengan rasa, seperti teh manis. Akibatnya, dehidrasi pada anak bisa terjadi.

Dehidrasi pada anak
Dehidrasi pada anak
Ini kondisi yang berbahaya. Air merupakan komponen penting bagi tubuh. Kekurangan air membuat gangguan metabolisme, fungsi pencernaan, fungsi sel, pengaturan suhu, pelarutan reaksi biokimia, pelumasan, dan pengaturan komposisi elektrolit. Cairan tersebut akan terbuang secara alami melalui urine, feses, keringat, dan pernafasan.

Panduan kebutuhan air, agar dehidrasi pada anak tidak terjadi

Terlebih pada anak, di mana air menempati persentase yang lebih besar dibanding pada tubuh orang dewasa. Pada satu tahun pertama hidup anak, volume total air dalam tubuhnya sebanyak 65 sampai 80 persen dari berat badan. Komposisi air dalam tubuh menyusut seiring pertambahan usia menjadi 55 sampai 60 persen saat remaja. Terganggunya pasokan air bagi tubuh bisa menimbulkan gangguan kesehatan dan pertumbuhan anak.

Para pakar kesehatan menyepakati kebutuhan air per golongan usia sebagai berikut.
Bayi 0 sampai 6 bulan sebanyak 700 mililiter cairan per hari.
Bayi 7 sampai 12 bulan sebanyak 800 mililiter cairan per hari.
Anak 1 sampai 3 tahun sebanyak 1.300 mililiter air per hari.
Anak 4 sampai 8 tahun sebanyak 1.700 mililiter air per hari.
Anak 9 sampai 13 tahun sebanyak 2.400 mililiter (laki-laki) dan 2.100 mililiter (perempuan) air per hari.
Anak 14-18 tahun sebanyak 3.300 mililiter (laki-laki) dan 2.300 mililiter (perempuan) per hari.

Kalau dirata-ratakan setiap anak membutuhkan 6 sampai 8 gelas air per hari. Angka itu diluar minuman yang mengandung gula. 

Angka tersebut merupakan rata-rata kebutuhan harian dalam kondisi normal. Anak bisa membutuhkan air lebih banyak dari itu, misalnya, saat berolahraga, saat cuaca panas atau amat dingin, dan saat bepergian jauh. Anak kecil memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap dehidrasi karena sensibilitasnya terhadap rasa haus lebih rendah dari pada orang dewasa, juga karena tidak atau belum dapat mengekspresikan rasa haus yang mereka alami.

Apa saja gejala dehidrasi pada anak?

Dehidrasi bisa terjadi dalam skala ringan dan berat. Gejalanya antara lain timbul rasa haus yang sangat, jarang buang air kecil, urin berwarna coklat pekat, mata cekung, tidak keluar air mata saat menangis, serta penurunan kesadaran. Pada bayi, salah satu gejala dehidrasi adalah rewel. Jika tidak ditangani, bayi tersebut akan lemas dan tidak responsif. Gagal mengidentifikasi gejala tersebut dapat mengakibatkan dehidrasi berat yang berlanjut pada syok dan dapat mengancam hidupnya.

Para orang tua diminta untuk mengawasi anaknya agar minum air putih secara cukup, tidak kurang dari kebutuhan sesuai usianya. Dengan angka rata-rata enam sampai delapan gelas per hari, cara paling mudah memastikan kebutuhan air anak tercukupi adalah hanya minum air putih saat makan dan sesudah makan. Jika setiap kali makan, anak minum sedikitnya dua gelas air putih, bisa dipastikan kebutuhan hariannya tercukupi.